Kamis, 13 November 2014

KOLEGIALITAS PARA IMAM




Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap
Tema ini tepat karna para Imam telah refleksikan dirinya, di mana-di mana dibicarakan sepanjang tahun ini. “Karena memang tanpa  imamat kita tidak bisa menerima Kristus. Apalagi  sesudah Tuhan maka para imam yang dihormati”  kata St. Maria Vianney.
Apa itu Kolegialitas dan Mengapa Penting untuk kita, para Imam?  
Seandainya kita tidak memiliki sakramen imamat maka kita tidak menerima Kristus. Para imam memang istimewa, namun mereka adalah pelayanan. Tanpa imam maka umat tidak bisa menerima Kristus melalui sakramen-sakramen.  Bdk. Pada masa internir, para imam kurang melibatkan diri maka ajaran Gereja kurang mengakar atau berdaya.

Rabu, 12 November 2014

KOTBAH NATAL

“  DENGAN SEMANGAT NATAL,  KITA TINGKATKAN POLA HIDUP BERMARTABAT: CINTA KASIH, JUJUR DAN BERTANGGUNGJAWAB ”

Tema ini mengingatkan saya akan cerita Autobiografi Thomas Alfa Edison.  Dia lahir dalam masa kegelapan.  Ortu-nya miskin.  Setiap pagi, ketika hari masih gelap dia sudah bangun dan cepat-cepat ke stasiun KA. Di tengah  keramaian orang dia menjejelkan Koran dalam suasana setengah terang antara hari masih malam dan matahari hendak terbit diufuk Timur, tapi dia nekad  lakukan kerjaan itu sambil berteriak-teriak: Koran-koran…… 

LIMA PILAR PELAYANAN GEREJA




P. Cornel Fallo, SVD 

STP Dian Mandala Gunungsitoli, Keuskupan Sibolga
Lima pilar pelayanan Gereja merupakan fondasi kokoh yang menyingkapkan tugas dan tanggungjawab serta eksistensi pelayanan Gereja di dunia (Bdk. GS art 1, 43). Gereja sebagai umat Allah berkat sakramen pembaptisan menyadari diri memiliki tanggungjawab menunaikan tugas dan panggilan dalam lima pilar pelayanan Gereja di dunia (Bdk. LG art 31). Sebab, lima pilar pelayanan Gereja tersebut merupakan implementasi dari Tri tugas Yesus Kristus sendiri.[1] Lima pilar pelayanan Gerejani yang dimaksudkan ialah Kerygma, Diakonia, Koinonia, Leitourgia dan Martyria (Bdk. LG art. 25-27). Kelima pilar pelayanan Gereja ini akan dibahas dalam uraian berikut ini.

APP 2015 - Pertemuan Pertama K. Sibolga

MAKNA POLA HIDUP SEHAT MELALUI KETAHANAN PANGAN LOKAL” 

A. TUJUAN
a.      Agar peserta memahami makna pola hidup sehat melalui ketahanan pangan lokal.
b.      Agar peserta menyadari pentingnya ketahanan pangan lokal untuk menunjang pola hidup sehat.
c.       Agar peserta mempraktekkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

B. METODE
a.      Gambar
b.      Tanya Jawab dan dialog
c.       Sharing